Breaking News

Mbah Giyant

Giyant Hadyan Pranaja

Rabu, 04 Februari 2015

Tolong Jangan Tanya IPK Saya



Saat IPK-mu Tak Sesuai Ekspektasi, Sebenarnya Tak Ada yang Perlu Kamu Tangisi


IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orangtua). Selain jadi bukti pada orangtua kalau kamu niat kuliah, IPK juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang.
Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu harus menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Tak jarang, ini membuatmu putus asa.
Tapi sebenarnya kamu tidak perlu merasa sial. Justru jika kamu bisa mengakali keadaan tak ideal ini, kamu bisa tumbuh menjadi mahasiswa “paket istimewa”.
Mahasiswa paket istimewa? Yup. Daripada menangisi angka IPK, lebih baik kamu memikirkan hal-hal di bawah ini saja!

1. Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi — kamu akan kurang gizi.

Bicara tentang IPK memang selalu memberikan sensasi tersendiri bagi mahasiswa. Saat IPK naik, kamu akan girang bukan main. Saat IPK terjun bebas, kamu akan merasa kiamat sudah dekat.
Bukannya IPK itu tidak penting sama sekali, tapi tujuan kuliah bukan hanya mendapatkan IPK “dewa”. Tak kalah pentingnya dari IPK adalah soft skill serta pola pikir yang kamu dapatkan selama proses perkuliahan.
Jika kamu tak puas dengan IPK-mu yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kamu adalah orang yang punya ambisi. Mungkin kamu gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kamu begitu sibuk menyalurkan ambisimu di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kotamu. Menangisi IPK hanya akan membuatmu lupa bahwa kamu punya potensi-potensi yang tak bisa diterjemahkan ke dalam angka-angka. Cobalah tilik lebih dalam ke dirimu sendiri: bukankah dari kegiatan berorganisasimu selama ini, kamu telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?
Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KAMU bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kamu pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude

2. IPK tak akan sepenuhnya menentukan masa depan. Justru, yang lebih berpengaruh adalah karakter kepemimpinan seseorang.

IPK gak sepenuhnya jadi penentu masa depanmu
IPK rendah bisa terasa seperti mimpi buruk yang bikin tidur jadi tak nyaman. Bahkan mungkin kamu merasa putus asa saat IPK-mu terancam terjun bebas. Sayang, alih-alih memperbaiki sistem belajar, kamu malah tidak melakukan apa-apa karena terlalu khawatir akan IPK yang pas-pasan.
Bagaimana nasib masa depanku nanti ya? Masa aku jadi pengganguran?
Hey, tenanglah. Kamu gak perlu lagi menghabiskan waktumu untuk mengkhawatirkan masa depan. Justru sekarang saatnya kamu memanfaatkan momen untuk memperbaiki sistem belajar atau mengasah kemampuan yang bisa mengantarkanmu pada kesuksesan di masa depan. Salah satunya adalah karakter kepemimpinan.
Mungkin kamu sudah mencoba belajar maksimal, namun IPK masih juga jauh dari target yang kamu inginkan. Maka gak ada salahnya kamu mulai memperhatikan potensimu yang lain, misalnya memupuk jiwa kepemimpinan yang kamu punya untuk bisa menjadi orang besar. Karena gak sedikit kok orang-orang besar justru datang dari IPK rendah yang punya jiwa kepemimpinan tinggi. Jika kamu tak mudah putus asa hanya karena IPK, siapa tahu kamu jutru bisa menjadi seperti mereka.

3. Mendapatkan IPK tak sesuai harapan akan membuatmu sadar bahwa hasil usaha tak melulu berbentuk angka. Ilmu yang bermanfaat adalah hal utama, dan toh kamu sudah mendapatkannya.

Hasil ilmu gak hanya sekedar IPK
Hidup memang kadang menyajikan berbagai kejutan yang tidak terduga, gak terkecuali tentang perkuliahan. Saat 4 tahun kamu sudah berusaha mati-matian untuk mendapatkan predikat cum laude, eh ternyata kenyataan menawarkan cerita yang lain. Nilai IPK yang tercantum di ijazah berbeda dari ekspektasimu sebelumnya. Gak jarang hal ini membuatmu merasa kecil hati untuk bermimpi tinggi.
Tanpa harus mengutuki diri sendiri, gak ada salahnya kamu mulai memandang IPK minim dari perspektif yang lain. Hasil dari proses belajar tak harus selalu diwujudkan dalam bentuk angka. Yang lebih penting adalah seberapa luas gudang ilmu yang kamu punya, dan seberapa mampu kamu memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat. Misalnya, mungkin kamu gagal mendapatkan nilai A dalam ujian kimia lanjut, tapi mungkin saja kamu justru berhasil mengaplikasikan reaksi kimia sederhana untuk menciptakan suatu barang yang punya nilai jual. Kalau sudah begini, apa IPK masih mau kamu tangisi?


4. Tidak dapat dipungkiri, orangtuamu akan bangga jika kamu punya IPK tinggi. Namun menganggap bahwa hanya itu saja yang bisa membanggakan mereka pun sempit sekali.

IPK tinggi jangan cuma bawa nilai aja ya
Selain menjadi penentu eksistensimu sebagai mahasiswa, IPK juga gak jarang bisa menjadi penentu kebahagian orangtua. Sampai-sampai kamu harus membiasakan diri dengan pertanyaan “IPK-mu sekarang berapa?”. Karena harapan mereka hanyalah kamu bisa membawa pulang angka IPK yang tinggi sebagai bukti anaknya benar-benar kuliah dengan baik. Jadi kamu pasti akan merasa tak enak hati saat harus memberi hadiah orangtuamu dengan IPK yang pas-pasan.
Tenanglah. Mungkin orangtuamu belum bisa merasa bangga dengan IPK-mu yang sekarang. Tap pastikan kamu punya bekal lain yang bisa diandalkan, yaitu pengalaman. Mungkin kamu gak bisa membawa sederetan nilai A di transkrip, tapi kamu punya seabrek pengalaman luar biasa yang gak banyak mahasiswa lain dapatkan. Bisa saja bukan, kamu seorang aktivis organisasi atau sudah sering ikut diskusi politik ke luar negeri? Intinya, kamu masih bisa mengandalkan banyak hal untuk membuat orangtuamu bangga nantinya. 

5. Naif jika bilang IPK tidak penting sama sekali. Tapi, naif juga menggantungkan masa depanmu pada angka-angka mati.

IPK bukan penentu segalanya.
Rasanya naif sekali jika aku bilang IPK tidak penting. Tak dapat dipungkiri, IPK tinggi bisa melancarkan seleksi berkasmu saat melamar pekerjaan. Nilai IPK yang cemerlang juga bisa sangat membantumu saat seleksi berkas beasiswa. Tapi, naif juga jika kamu bilang bahwa IPK adalah segalanya.
Setelah seleksi berkas tahap pertama, perusahaan akan berusaha menggali dari dirimu kualitas yang lebih dari angka-angka yang tertera di ijazah dan transkripmu. Itulah mengapa saat wawancara kerja kamu akan ditanyakan seberapa mudah kamu bekerjasama, apakah kamu mampu bertanggung jawab dan amanah, serta seberapa cepat kamu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Kualitas-kualitas ini akan dibuktikan sekali lagi dalam focus group discussion. Jadi, jangan berkecil hati ketika IPK-mu tidak sempurna. Tak jarang, sebuah perusahaan akan berani memberikanmu masa uji coba jika kamu bisa membuktikan pada mereka bahwa kamu punya kualitas-kualitas yang mereka butuhkan. 

6. Tak perlu mengutuki diri sendiri. Jika kamu memang masih punya waktu dan peluang, inilah saatnya mengkoreksi cara belajarmu selama ini.

Begadang sepanjang malam sudah bukan pilihan.
Nilai IPK yang rendah bukan kiamat, karena ini bukan akhir dunia yang akan mengantarmu ke akhirat. Tanpa perlu mengutuki diri sendiri, alangkah baiknya kamu coba meluangkan waktu sendiri. Apakah ada yang salah dengan sistem belajarmu selama ini? Apakah mungkin secara gak sadar kamu menganggap enteng kuliah? atau mungkin kamu selama ini malas mengerjakan tugas? atau bahkan ini semua sudah maksimal?
Tanpa perlu merasa tak berguna, gak ada salahnya coba kamu tanyakan lagi pada diri sendiri tentang apa yang selama ini kamu cari? Nilai A? Predikat Cum Laude? Ilmu yang bermanfaat? Membangun pola pikir maju? Hanya kamu yang tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.

Punya IPK tinggi gak perlu bikin jumawa, dan punya IPK lebih rendah bukan berarti kamu celaka. Jika kamu masih bisa memperbaikinya, cobalah sekuat tenaga untuk mengubah ya. Jika tidak bisa, menyesal juga untuk apa? Pastikan saja kamu memaksimalkan bakat-bakat di kegiatan non-akademik yang kamu suka. Karena masa depan bukan hanya dibangun oleh angka –karakter kepemimpinan, pengalaman, dan pola pikir juga sama pentingnya.

Read more ...

pemuda adalah agent of change






Masa depan suatu bangsa adalah tergantung kepada generasi muda yang saat ini sedang tumbuh berkembang menyerap berbagai macam ilmu. Berbagai macam ilmu tersebut dapat diperoleh dari mana saja karena pengaruh globalisasi, internet, teknologi, dll. Untuk itu para generasi muda harus memiliki filter yang mampu menyaring berbagai macam informasi yang masuk agar tidak salah arah yang dapat mempengaruhi karakter suatu bangsa nantinya.
PEMUDA adalah tulang punggung bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda adalah masa depan bangsa.
Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, sampai-sampai Bung Karno berucap,’’ Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.” (Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia).
Dalam banyak pidatonya, Bung Karno juga kerap berseru,’’ Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan dengan mereka aku akan mengguncang dunia.’’
Kedudukan dan peran pemuda memang sangat vital dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada di tangan mereka. Di pundak merekalah harapan dan cita-cita bangsa ini digantungkan sehingga pemuda dituntut berperan aktif dan tampil di garda terdepan pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental spiritual atau karakter. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.
Sejarah membuktikan, pemudalah yang menjadi pendobrak dan penentu jalannya sejarah bangsa ini. Sebut saja Bung Karno yang pada 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), saat usianya baru 26 tahun (lahir di Surabaya, 6 Juni 1901). Dalam usia 44 tahun, dia bersama Bung Hatta yang saat itu baru berusia 43 tahun (lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902) memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Juga Bung Tomo yang mengobarkan perang melawan kedatangan kembali tentara Sekutu ke Indonesia pada 10 November 1945 di Surabaya. Saat itu Bung Tomo baru berusia 25 tahun (lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920). Tanggal 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Lalu Dokter Soetomo dan Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang pada 20 Mei 1908 mendirikan Boedi Oetomo, cikal-bakal organisasi pergerakan modern di Indonesia. Pada saat itu usia Soetomo baru 20 tahun (lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888), dan Wahidin berusia 56 tahun (lahir di Sleman, 7 Januari 1852). Tanggal 20 Mei kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pun para pemuda yang mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Mereka berikrar, ‘’Bertanah air satu, Tanah Air Indonesia; berbangsa satu, Bangsa Indonesia; dan berbahasa satu, Bahasa Indonesia.’’ Saat itu mereka rata-rata baru berusia 20-30 tahun. Sumpah Pemuda kemudian berujung pada Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Pilar Kelima
Gerakan reformasi yang menumbangkan rezim Orde Baru pada 1998 juga dipelopori oleh pemuda dan mahasiswa. Betapa dengan gagah berani mereka berhadapan dengan senjata, bahkan ada yang tertembak dan tewas. Merekalah yang menduduki Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta, sehingga memaksa Presiden Soeharto lengser.
Maka tidak berlebihan kiranya bila dikatakan pemuda adalah pilar kelima dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setelah Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Bila pada 20 Mei 1908 para pemuda tampil sebagai aktor utama Kebangkitan Nasional, pada 28 Oktober 1928 sebagai aktor utama Sumpah Pemuda, dan pada 17 Agustus 1945 sebagai aktor utama Proklamasi Kemerdekaan, serta pada 1998 tampil sebagai aktor utama gerakan reformasi, maka kini saatnya pemuda tampil sebagai aktor utama dalam pembangunan bangsa, baik pembangunan fisik maupun mental spiritual atau karakter.
Bila karakter bangsa ini sudah terbentuk sedemikian kuat, dan keberadaan lima pilar itu sudah kokoh, niscaya bangsa kita mengalami kejayaan dan NKRI tetap lestari. Sejarah membuktikan, bila sebuah bangsa dihancurkan dengan kekuatan senjata, niscaya akan cepat bangkit. Lihat saja Jepang yang pada 6 dan 9 Agustus 1945 dibom atom tentara Sekutu di Hiroshima dan Nagasaki.
Meskipun wilayah dan rakyat Jepang mengalami kehancuran luar biasa, karena karakter serta para pemudanya tetap terjaga dan bersemangat maka dalam waktu relatif singkat bangsa Jepang dapat bangkit, bahkan kini menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Tulang punggung kebangkitan bangsa Jepang itu adalah para pemuda.
Sebaliknya, bagi bangsa-bangsa yang mengalami kehancuran karakter, terutama karakter pemudanya maka akan hancur pula masa depan dan peradaban bangsa itu. Selama matahari masih terbit dari arah timur, selama bumi ini masih dihuni manusia, selama karakter bangsa Indonesia masih terjaga, dan selama pemuda masih tampil di garda terdepan dalam pembangunan bangsa, selama itu pula NKRI tetap jaya, abadi selama-lamanya. Insya Allah.


Widya Castrena Dharma Sidda



Komite Nasional Pemuda Indonesia


TRI SATYA DAN DASA DHARMA


Saat Nya Banjarnegara Muda Berkarya

Read more ...

GTS DAN YCF KELUARGA MAHASISWA BANJARNEGARA






Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KMB) Yogyakarta merupakan organisasi kemahasiswaan yang bersifat kedaerahan dan berasal dari Banjarnegara, dimana organisasi ini mewadahi mahasiswa-mahasiswi yang sedang belajar atau kuliah di  Yogyakarta.
Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KMB) terbentuk di Yogyakarta yaitu pada acara Kongres I KMB yang dilaksanakan pada 6-7 Juni 2009 yang bertempat di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Kongres KMB ini telah merumuskan beberapa tujuan pokok organisasi kedaerahan yang diantaranya dapat dirumuskan menjadi tiga poin penting yaitu :
1.    Mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa yang berasal dari kabupaten Banjarnegara yang saat ini sedang menempuh studi di Yogyakarta.
2.    Menjadi wadah bagi mahasiswa Banjarnegara untuk berapresiasi dan berproses agar menjadi individu yang siap terjun ke masyarakat kelak, khususnya masyarakat Banjarnegara.
3.    Memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan dan kemajuan kabupaten Banjarnegara.
KMB sudah berjalan cukup lama namun ada beberapa tujuan pokok KMB yang belum terlaksana atau tercapai secara maksimal.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka KMB Yogyakarta berencana mengadakan kegiatan yang berlandaskan pada tujuan lahirnya organisasi ini, khususnya pada poin nomor tiga dari tujuan pokok KMB di atas yaitu “Memberikan Kontribusi Nyata terhadap Perkembangan dan Kemajuan Kabupaten Banjarnegara”, yang kemudian kami bingkai acara tersebut yang bertajuk KELUARGA MAHASISWA BANJARNEGARA (KMB) YOGYAKARTA “GOES TO SCHOOL” dan Rangkaian kegiatan PELANTIKAN DEWAN PENGURUS V KMB YOGYAKARTA PERIODE 2014 -2015.
Didalam rangkaian kegiatan Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KMB) Yogykarta terdapat 2 nama kegiatan yaitu :

1.     “ Goes To School VI (ke Lima)”  dengan rangkaian kegiatan Young Creative Festival And Campus EXPO
2.    Pelantikan Dewan Pengurus VI KMB Yogyakarta Periode 2014 - 2015 dan Sarasehan Kebudayaan. 

 
tujuan nya adalah
Kegiatan Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KMB) Yogyakarta :

o  Goes To School V   bertujuan untuk :
1.      Menyampaikan informasi (Sosialisasi) tentang profil beberapa Pergurua Tinggi
yang ada di provinsi Yogyakarta.
2.      Memotivasi siswa untuk melanjutkan kuliah sesuai dengan minat dan bakat.
3.      Memperkenalkan KMB Yogyakarta sebagai wadah organisasi kedaerahan yang   ada di Yogyakarta kepada calon mahasiswa Banjarnegara.


o   Young Creative Festival dan Campus EXPO ” bertujuan untuk :
1.  Memberikan informasi terlengkap tentang perguruan tinggi yang ada di Provinsi Yogyakarta
2.  Menggali potensi dan kreatifitas siswa/siswi SMA/SMK Sederajat serta memberikan ruang untuk berekspresi, kreasi dan berinovasi.
3. Pementasan kesenian maupun kebudayaan (Tari Tradisional, Lagu Daerah, Cerita Rakyat Banjarnegara dan lain –lain) dari masing-masing individu maupun perwakilan dari setiap SMA/SMK Sederajat yang ada di banjarnegara.
4.   Berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di ada di Banjarnegara.
 
o  Pelantikan Dewan Pengurus VI KMB Yogyakarta Periode 2014 - 2015 dan Sarasehan Kebudayaan bertujuan untuk :
1. Terciptanya regenerasi KMB Yogyakarta yang mampu mengemban amanah untuk membangun KMB Yogkarta yang lebih baik dan secara umum untuk kabupaten banjarnegara.
2.  Mempererat silaturahmi dan kerjasama dengan organisasi daerah asal banjarnegara yang ada di nusantara.
3. Membangun komunikasi intensive dengan pemerintahan kabupaten banjarnegara, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Masyarakat dan berbagai elemen masyarakat.

Target dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KMB) Yogyakarta sebagai berikut : 
      o  “ Goes To School “  antara lain :
1.    Tersampaikannya informasi mengenai profil Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta.
2.    Siswa dan siswi SMA/SMK Sederajat termotivsi untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta.
3.Calon mahasiswa mengenal profil KMB sebagai organisasi kedaerahan yang ada di Yogyakarta.

o  “ Young Creative Festival And Campus EXPO “  antara lain :
1.    Terjalinnya komunikasi yang intensive dan berkelanjutan antara siswa/siswi SMA/SMK Sederajat dengan KMB Yogyakarta.
2.    Terbentuknya jiwa muda yang peduli dengan kebudayaan serta kearifan local yang ada di banjarnegara.
3.    Memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan kesenian dan kebudayaan yang ada di banjarnegara secara khusus.

                        o   Pelantikan Dewan Pengurus V KMB Yogyakarta dan Sarasehan  
                             Kebudayaan “  antara lain :

1.   Adanya komunikasi secara continue dan kerjasama antara KMB Yogyakarta dan elemen masyarakat banjarnegara yang ada di Yogyakarta.
2. Terciptanya komunikasi yang intensive antara organisasi mahasiswa daerah (Ormada) asal banjarnegara yang sedang menempuh studi di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia secara umumnya.
3.  Berperan aktiv dalam melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di banjarnegara sesuai bidang/profesi masing-masing.
 


Kegiatan Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KMB) “Goes To School” akan dilaksanakan pada :
a.        Goes To School :
Hari/tanggal   : Senin - Jum’at, 26 Januari – 6 Februari 2015
Waktu          : Pukul 08.00-11.30 WIB
Tempat        : Aula SMA dan SMK yang bersangkutan

b.   Pelantikan Dewan Pengurus VI KMB Yogyakarta Periode 2014 – 2015 dan   Sarasehan  Kebudayaan :
            Hari/Tanggal  : Minggu, 7 Februari 2015
            Waktu           : Pukul 08.00 – 11.00 WIB
            Tempat         : Gedung Kesenian Banjarnegara.
 
c.    Young Creative Festival And Campus Expo
Hari/tanggal   : Minggu, 7 Februari 2015
Waktu           : Pukul 12.30 -19.00 WIB
Tempat         : Gedung Kesenian Banjarnegara




      SUKSES UNTUK KELUARGA MAHASISWA BANJARNEGARA
Mbah Giyant



 
 
Read more ...
Designed By