Chris John
|
|
Data diri
|
|
Nama asli
|
Yohannes
Christian John
|
Julukan
|
The Dragon
|
Kelas
|
|
Tinggi
|
5 ft 6.5 in
(1.69 m)
|
Jangkauan
|
65 in
(170 cm)
|
Kebangsaan
|
|
Lahir
|
14
September 1979
(umur 34)
Banjarnegara, Indonesia (Tinggal di Semarang) |
Gaya
|
|
Catatan pertandingan
|
|
Total
tanding
|
51
|
Menang
|
48
|
Menang KO
|
22
|
Kalah
|
1
|
Imbang
|
3
|
Yohannes
Christian John, atau lebih
dikenal sebagai Chris John (lahir di Banjarnegara,
14
September 1979;
umur 34 tahun) adalah seorang petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima
yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas
Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola.
Masa kecil
Chris John
merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias
Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Ayah Chris John, Johan Tjahjadi yang mantan
petinju amatir, melatih Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka masih
berusia dini, sekitar usia 5 tahun. Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan
amatir di Banjarnegara, Chris John kemudian direkrut oleh pelatih tinju
kenamaan, Sutan Rambing, di Semarang.
Awal karier
Chris John
kemudian terjun ke dunia tinju
profesional pada tahun 1998 dalam debut melawan Firman Kanda. Saat itu Chris
John menang angka dalam pertandingan 6 ronde. Namanya kemudian melesat bagai
meteor saat dia berhasil mengkanvaskan petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi, dalam pertandingan
menegangkan selama 12 ronde. Chris John sempat terkena knockdown dua
kali di ronde
pertama, tapi dia berhasil membalikkan situasi dengan memukul KO Alfaridzi pada ronde
ke-12, sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu. Menurut pengakuan
Chris John, kondisinya sangat buruk saat itu, dan dia mengalami benturan kepala
karena vertigo.
Setelah
beberapa kali bertanding dalam perebutan gelar nasional, Chris John berhasil
menundukkan rekan senegaranya Soleh Sundava pada tahun 2001 untuk merebut
gelar PABA kelas
bulu.
Kejuaraan dunia
Meraih gelar juara kelas bulu WBA
Kesempatan
emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia tiba saat Chris John berkesempatan
menantang Oscar Leon dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang
angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12 ronde tersebut, dan
dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim
title).
Tak lama,
WBA "menghibahkan" gelar juara definitif (bukan lagi gelar interim)
kepada Chris John, saat sang juara bertahan Derrick Gainer dari Amerika
Serikat kalah angka dari Juan Manuel Marquez (Meksiko, juara IBF). Saat itu, sesuai
peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super (super
champion) WBA karena berhasil menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John
sebagai juara reguler.
Menang melawan Osamu Sato di Tokyo, Jepang
Meskipun
demikian, gelar WBA definitif tersebut hanya dipandang sebelah mata oleh pers
Indonesia, dan Chris John dianggap sebagai juara di atas kertas belaka. Namun
semua pandangan miring itu terhapus saat dengan perkasa Chris John mengalahkan
lawannya Osamu Sato (Jepang) di Ariake Colliseum, Tokyo, Jepang, pada 4 Juni
2004. Chris John menang angka mutlak atas lawannya yang didukung oleh suporter
tuan rumah. Dengan kemenangan itu, selain mendapat pengakuan di Indonesia,
Chris John juga menjadi sangat populer di Jepang. Saat turun dari tangga
pesawat, seluruh pilot dan awak pesawat Garuda
Indonesia memberi hormat ala militer kepada Chris John dan tim.
Seri melawan Jose Cheo Rojas yang
pertama
Pada 3
Desember 2004, Chris John berhasil mempertahankan gelar melawan petinju kidal
Jose Cheo Rojas (Venezuela) di
Tenggarong,
Kutai Kartanegara melalui pertarungan berdarah
akibat benturan kepala pada ronde 4. Pertarungan itu dihentikan oleh wasit
dan dinyatakan hasilnya seri
atau technical draw dan Chris
John tetap juara. "Peraturan dari WBA sebelum menyelesaikan empat ronde
terjadi accident
benturan kepala. Dengan demikian, pertandingan ini dinyatakan dengan technical draw dan
Chris John tetap juara".
Sayang,
setelah pertandingan ini, Chris John terpaksa harus memutuskan kontrak dengan
pelatih Sutan Rambing karena ketidaksepakatan masalah pembagian hasil
pertandingan. Selanjutnya, Chris John dilatih oleh Craig
Christian dari Harry's Gym, Perth Australia. Berbulan-bulan pertikaian
Chris John dan Sutan Rambing terus berlanjut dan semakin memanas
serta sempat berlanjut ke meja hijau, namun akhirnya masalah ini bisa
diselesaikan secara kekeluargaan.
Menang melawan Derrick Gainer
Chris John
vs. Derrick Gainer, langkah
penting Chris John ke pentas dunia
Pada tanggal
22 April 2005, Chris John wajib
meladeni sang mantan jawara kelas bulu WBA, Derrick Gainer dari Amerika
Serikat, yang sangat berambisi merampas kembali gelarnya yang hilang,
setelah pada tahun 2003
yang lalu, Gainer dikalahkan oleh Juan Manuel Marquez Mendez. Di tengah
pesimisme publik tinju di tanah air karena ini adalah debut Chris John setelah
ditangani tim pelatih baru, setelah konfilk antara dirinya dengan pelatih
lamanya, Sutan Rambing, Chris John mampu tampil luar biasa, dan berhasil
mempecundangi sang mantan juara tersebut lewat kemenangan angka mutlak 12
ronde. Walaupun Chris John sempat terjatuh (knockdown) di
ronde 1 akibat
pukulan Gainer yang cepat, tetapi Chris John bisa memukul jatuh Gainer di ronde
kedua dan keempat.
Menang melawan Tommy Browne di Australia
7 Agustus
2005, Chris John menang TKO ronde 10 melawan Tommy Browne di Penrith, Australia. Wasit yang memimpin
pertandingan tersebut menyarankan kubu Browne agar menyerah, karena melihat
pertandingan sudah tidak seimbang. Kubu Browne menerima saran wasit itu, dan
Chris John dinyatakan menang TKO ronde 10.
Menang melawan Juan Manuel Marquez Mendez
Juan Manuel Marquez, lawan terberat Chris John.
Setelah
kemenangan mudah di Australia, kali ini Chris John harus bertanding melawan
mantan raja kelas bulu WBA dan IBF yang sangat ditakuti karena ketajaman
pukulannya, yakni Juan Manuel Marquez dari Meksiko. Walau
berstatus mantan juara, namun Marquez masih dinyatakan sebagai petinju kelas
bulu terkuat saat itu.
Lewat
negosiasi yang alot, akhirnya Marquez yang merupakan salah satu petinju terbaik
Meksiko (dan dunia) saat itu, bersedia meladeni Chris John di Indonesia.
Promotor Muhammad Arsyad memboyong hak pertandingan Chris
John vs JM Marquez ke Tenggarong, Kalimantan
Timur.
Dalam
pertandingan yang sangat menarik dan penuh dengan adu teknik dan skill
tingkat tinggi, Chris John akhirnya mampu menundukkan petinju dari Meksiko yang
dikenal dengan pukulan kerasnya tersebut dengan kemenangan angka mutlak. Pukulan
satu dua Chris John berhasil mendarat lebih cepat dari sergapan buas Marquez.
Menjelang pertandingan melawan Marquez ini, Chris John memproklamirkan julukan
barunya sebagai "The Dragon" alias "Sang Naga"
menggantikan julukan lamanya "The Indonesian Thin Man", karena
sebagai pemuda keturunan Tionghoa, Chris John mempercayai bahwa binatang naga
selalu membawa keberuntungan dalam hidup.
Kemenangan
atas Marquez dinilai sebagai kemenangan terbesar Sang Naga. Tidak hanya karena
kekuatan pukulan Marquez yang sangat terkenal, tapi juga prestasi Marquez yang
saat itu disebut-sebut sebagai petinju #1 di kelas bulu. Malahan, kendati telah
kalah dari Chris John, Marquez naik kelas dan menjadi juara di kelas ringan yunior.
Menang melawan Renan Acosta
Pada 9
September 2006, Chris John berhadapan dengan lawan yang relatif ringan, Renan
Acosta dari Panama,
di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Chris John memenangi hampir
di semua ronde, namun dia gagal memukul KO lawannya tersebut,
sehingga dia dinyatakan menang angka mutlak dengan penilaian hakim hampir
seluruh ronde dimenangi oleh Chris John.
Menang melawan Jose Cheo Rojas yang kedua
Chris John
vs. Jose Cheo Rojas II
Pada tanggal
3 Maret 2007 Sang Naga berhasil
menuntaskan rasa penasarannya atas satu-satunya lawan yang berhasil menahan seri, yakni Jose Cheo Rojas. Dalam
suatu pertandingan yang berlangsung sangat tegang dan heroik, Chris John
berhasil menang angka mutlak atas Rojas di Istora
Senayan, Jakarta. Sempat terjadi kekisruhan mengenai keterlambatan
pembayaran honor dari promotor, namun semua masalah akhirnya bisa diselesaikan
dengan baik. Pertandingan ini mengundang perhatian banyak sponsor, yaitu Surya Pro
Mild, Kuku Bima Ener-G, serta pasta gigi Formula Aksi
Proteksi. Pertandingan ini dimirip-miripkan dengan Iklan Formula Aksi Proteksi versi
Pertandingan Tinju Formo vs Pasto yang pernah mengudara pada bulan Juli
2006-Januari 2007.
Kesuksesan
iklan tinju ini lalu dimanfaatkan untuk pertandingan balas dendam antara Chris
John dengan Jose Rojas. Sampai akhirnya, promotor pertandingan itu, Albert Reinhard Papilaya, malah membuat
pertandingan ini dengan memirip-miripkan dengan iklan Formula Aksi Proteksi.
Chris John
dapat memukul jatuh Jose Cheo Rojas pada ronde kedua dan ronde keempat,
berbagai percobaan untuk dapat menjatuhkan Jose Cheo Rojas sampai ronde ke dua
belas selalu gagal. Namun, Chris John akhirnya bisa memenangkan semua ronde.
Ketiga hakim sepakat memberikan nilai kepada Chris John lebih tinggi dengan
selisih 10 poin dengan Jose Cheo Rojas.
Inilah hasil
penilaian dari ketiga hakim:
- Fransisco Martinez : Chris John 118 - 108 Jose Cheo Rojas
- Levi Martinez : Chris John 117 - 107 Jose Cheo Rojas
- Uriel Aguilera : Chris John 116 - 106 Jose Cheo Rojas
Setelah
kemenangan melawan Jose Cheo Rojas ini, pada hari Ahad, 4 Maret 2007, Chris John diarak
ke seluruh Indonesia.
Reward yang diterima sungguh luar biasa. Sambutan masyarakat juga luar
biasa meriah. Inilah yang disebut "balasan setimpal" bagi pendukung
kemajuan tinju di Indonesia.
Menang melawan Zaiki Takemoto di Kobe, Jepang
Chris John
(kanan) vs. Zaiki Takemoto
Pada tanggal
19 Agustus
2007, hak siar
pertandingan Chris John pindah tayang dari TVRI ke SCTV. Chris John
kembali mempertahankan gelarnya. Bertanding di Kobe Fashion Mart, Pulau Rokko, Kobe, Jepang Chris John
tidak menemukan kesulitan berarti untuk mengalahkan penantangnya, Zaiki Takemoto dengan TKO
di ronde kesepuluh, setelah sebelumnya Takemoto terkena knockdown
dua kali, pada ronde 6 dan 8. Kubu Takemoto yang sudah berhitung bahwa Takemoto
tidak akan mampu mengalahkan Chris John, akhirnya memutuskan Takemoto menyerah
pada saat jeda istirahat menjelang ronde 10 dimulai. Zaiki Takemoto adalah
penantang peringkat 8 kelas bulu WBA, yang merupakan petinju keturunan Korea kelahiran Kobe. Tak kurang 300
pendukung dari Indonesia yang terdiri dari para pelajar dan karyawan di Jepang,
termasuk Menpora
Adhyaksa
Dault hadir di arena pertandingan untuk memberikan dukungan moral kepada
Chris John.
Sukses
mempertahankan gelar untuk kedelapan kalinya dan kali ini di luar negeri,
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengundang Chris
John ke Istana Negara bersama empat pemain bulu
tangkis yang memenangi kejuaraan dunia di Malaysia pada
waktu yang hampir bersamaan. Pada kesempatan tersebut, Presiden Yudhoyono
memberikan hormat ala militer kepada Chris John sebagai apresiasi pribadi yang
tinggi atas keberhasilannya mempertahankan gelar. Presiden juga menyampaikan
rasa bangga atas prestasi Chris John.
Menang melawan Roinet Caballero di Jakarta, Indonesia
26 Januari
2008: Pertandingan wajib melawan peringkat 1 Roinet Caballero dari Panama.
Pertandingan berlangsung di Istora
Senayan, Jakarta,
Indonesia.
Pertandingan dipromotori oleh Zaenal Thayeb bekerjasama
dengan tim manajemen Chris John, dan disiarkan langsung oleh RCTI yang direlay
langsung oleh TV4 Panama.
Pertandingan dimenangkan oleh Chris John dengan TKO di ronde ketujuh. Dengan
kemenangan ini, Chris John sudah mempertahankan gelar sebanyak 9 kali, dan 4 di
antaranya adalah pertarungan wajib.
Menang melawan Hiroyuki
Enoki
Setelah
beberapa kali batal mempertahankan gelar melawan Jackson Asiku dari Uganda di Australia dan
Indonesia
serta Michael Lozada di Meksiko, Chris
John akhirnya bertanding mempertahankan gelar kesepuluh kalinya di Tokyo, Jepang, melawan
petinju kelahiran Akita,
Jepang Utara, Hiroyuki
Enoki, 24
Oktober 2008.
Chris John
untuk ke-10 kalinya berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu versi
WBA. Melawan Hiroyuki Enoki di Korakuen Hall, Tokyo, Jepang, Jumat
(24/10), petinju kebanggaan Indonesia itu menang angka setelah melewati
pertarungan berdarah sepanjang 12 ronde. Chris John tampil dengan berani,
meladeni pertarungan jarak rapat dan saling bertukar pukulan. Akibat
pertandingan ini, Chris John menderita luka di bawah mata kiri dan atas mata
kanan, sehingga harus menjalani operasi kecil di RS MMC, Jakarta, dan mendapatkan
sekitar 70 jahitan. Enoki sendiri mengalami pembengkakan mata kiri sejak ronde
4, dan praktis mata kirinya tertutup oleh bengkak tersebut. Menurut Chris John,
Enoki adalah petinju Jepang yang paling kuat dia pernah hadapi, dan dapat
disetarakan dengan Juan Manuel Marquez, lawan terberat yang pernah
dihadapi Chris John sebelumnya.
Seri melawan Ricardo Rocky Juarez
Dalam
pertandingan pada tanggal 28 Februari 2009 di Houston, Texas, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan
petinju tuan rumah Ricardo Rocky Juarez, Chris John meraih hasil
seri setelah ketiga juri sama-sama memberikan hasil 114-114. Di tengah tekanan
pendukung petin ju tuan rumah, Chris John mampu tampil baik, walaupun berakhir
seri, sesuai peraturan tinju profesional, Chris John berhak mempertahankan
gelar walaupun hasilnya seri.
Menang melawan Ricardo Rocky Juarez
Karena
merasa dicurangi atas hasil seri pertandingan pertama di Houston, Texas, asal
Juarez, kubu CJ minta pertandingan ulang diadakan di Los Angeles,
California.
Pihak promotor akhirnya bersedia memindahkan pertarungan ulang ke California,
dijadwalkan pada 27
Juni 2009.
Pertandingan ini kemudian ditunda, karena 7 hari jelang hari-h, Chris John
terserang hypoxemia.[1]
Pada 19
September 2009, tanding ulang Chris John vs Rocky Juarez akhirnya
dilangsungkan di MGM Grand, Las Vegas, Nevada, AS. Chris John berhasil
menang dengan kemenangan angka mutlak.
Menang Melawan Fernando David Saucedo
Setelah
pertandingan ini mundur sampai akhir Juli akibat cedera bahu yang dialami Chris
John saat latihan. [2] Pada
Minggu, 5 Desember 2010 diadakan pertandingan di Tennis Indoor Senayan,
Jakarta, Indonesia. Sebelum pertandingan, Chris John mengatakan ambisinya
menaklukan lawan sebelum ronde ke-10. Setelah melewati 12 ronde, Chris John
dinyatakan menang secara mutlak, 119-109, 119-109, dan 120-108.
Menang melawan Daud
Cino Yordan
Chris John berhasil
menjawab keraguan para penggemarnya bahwa stamina dia sudah menurun, dengan
menundukkan petinju muda berbakat Indonesia, Daud
Cino Yordan asal Kayong, Kalimantan Barat dalam pertandingan di Jakarta International Expo, 17 April 2011. Chris John
berhasil mendominasi serta unggul angka secara mutlak atas Daud. Pertandingan
ini merupakan kali ke-14 Chris John mempertahankan gelar juara kelas bulu WBA
yang diperolehnya sejak tahun 2003.
Menang melawan Stanyslav Merdov
Chris John
pada 30 September 2011 ditantang oleh petinju asal Ukraina, Stanyslav Merdov.
Buat kedua kalinya Chris John yang banyak melewatkan hari latihan di bumi
Australia, bertanding di negara Kanguru tersebut. Sempat terjatuh di ronde
kedua, tetapi tidak mendapat hitungan, Merdov akhirnya dikalahkan angka secara
mutlak oleh Chris John. Chris John sempat dua kali menjatuhkan Merdov dan
Merdov mendapat hitungan. Merdov adalah petinju dengan postur tubuh tertinggi
yang pernah dihadapi Chris John.
Menang Angka Mutlak atas Shoji Kimura
Chris John
berhasil mempertahankan gelar WBA kelas bulu untuk ke-16 kali di Marina
Bay Sands, Singapura pada 5 Mei 2012,
setelah menundukkan penantangnya Shoji Kimura asal Yokohama, Jepang dengan angka
mutlak selama 12 ronde.
Kimura adalah petinju Jepang ke-4 yang menantang Chris John, 3 lawan sebelumnya
sudah dikalahkan Chris John dalam pertandingan perebutan gelar yang diadakan di
Jepang. Promotor pertandingan ini adalah Raja Sapta Oktohari bersama Dragon Fire Promotions,
dan dipentaskan bersama dengan kejuaraan IBO kelas bulu lowong antara Daud Yordan
dan Lorenzo Villanueva.
Menang Angka Mutlak atas Cholantarn Piriyapinyo
Chris John
mempertahankan gelar WBA
kelas bulu dengan menundukkan lawan dari Thailand, Cholantarn Piriyapinyo
dalam duel perebutan gelar di Marina
Bay Sands, Singapura, 9 September
2012.
Seri Melawan Satoshi Hosono
Dalam
pertarungan mempertahankan gelar kelas bulu versi WBA yang ke 18, 14 April 2013 di Indoor Tennis
Stadium, Senayan, Jakarta,
Chris John membukukan hasil seri technical draw akibat
benturan kepala dengan lawannya dari Jepang, Satoshi Hosono. Chris John
mengalami luka pendarahan serius di pelipis mata dan dahi sebelah kanan.
Satoshi juga merupakan lawan yang juga cukup kuat buat Chris John, yang mana
"pertarungan berdarah" Chris John melawan Muhammad Alfaridzi (menang TKO), Jose Rojas (technical draw),
dan Hiroyuki
Enoki yang juga dari Jepang (menang angka), dan kini melawan Satoshi Hosono yang
dinyatakan technical draw, sama seperti Chris John melawan Jose Rojas yang pertama di Kutai
Kartanegara, 3 Desember 2004 silam.
Kalah Melawan Simpiwe Vetyeka
Setelah lama
mencatatkan rekor belum pernah kalah, Chris John harus rela gelarnya terbang ke
Afrika
Selatan. Di pertandingan unifikasi, petinju berusia 34 tahun itu kalah
technical knock out di ronde keenam dari petinju asal Afrika Selatan, Simpiwe
Vetyeka. Pertarungan itu dilangsungkan di Metro City, Perth, Australia, Jumat
(6/12/2013) malam. Pada ronde pertama, kedua petinju masih saling penjajakan.
Chris John berusaha menyerang Simpiwe, sambil sesekali melancarkan pukulan.
Pada ronde ini, The Dragon berusaha melancarkan serangan dengan pukulan
kombiasi kiri kanan. Pada ronde kelima, pukulan keras Simpiwe mendarat di
pelipis kiri Chris John hingga berdarah. Pukulan beruntun kemudian dilancarkan
Simpiwe, terlihat The Dragon sudah mulai mengendur. Simpiwe menghajar dengan
pukulan-pukulan keras hingga goyah dan sempat terduduk ketika berusaha
merangkul Simpiwe. Pada ronde keenam, Simpiwe berada di atas angin sehingga
giliiran Simpiwe yang merengsek Chris John. Beberapa pukulan hok dan swing
Simpiwe mendarat telak ke wajah Chris John, kemudian dia terjatuh. Chris John
terlihat telah kehabisan tenaga, sehingga akhirnya tidak mampu melanjutkan
ronde ke-7. Chris John menyerah technical knock out (TKO). Kemenangan itu
membuat Simpiwe Vetyeka mendapatkan gelar di kelas bulu versi WBA. Sebelumnya,
dia merupakan juara kelas bulu versi IBO. Gelar itu diraihnya, setelah
menaklukkan petinju asal Indonesia, Daud Yordan pad April 2013 di Jakarta. Ini
merupakan kekalahan pertama sepanjang karier Chris John di tinju profesional. Catatan
rekor dia mempertahankan gelar juara dunia sebanyak 18 kali, akhirnya pupus di
pertarungan ke-19. Chris John merebut gelar dari tangan petinju Kolombia Oscar
Leon melalui pertarungan ad-interim di Bali, 26 September 2003. Dia gagal
menyamai rekor petinju asal Panama, Eusebio Pedroza yang sukses mempertahankan
gelar sebanyak 19 kali di kelas bulu versi WBA. Sekuat-kuatnya seorang petinju,
pasti juga bisa kalah. Chris John yang sama sekali belum pernah kalah akhirnya
mengetahui apa kekalahan itu.
Keluarga
Chris John
menikah dengan Anna Maria Megawati,
mantan atlet wushu,
pada tahun 2005, dan telah dikaruniai dua orang putri bernama Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani.
Selain atlet
tinju, Chris John juga sempat dikenal sebagai atlet nasional wushu.
Keberhasilan Chris di dunia tinju, membawanya ke profesi sampingan, antara lain
bintang iklan untuk berbagai produk dan komentator tinju di televisi.
Karier di luar ring[
Sebagai bintang iklan[
- Extra Joss - (Minuman berenergi) - TV dan non TV (kontrak sudah selesai)
- Kuku Bima Ener-G - (Minuman berenergi) - TV dan non TV
- Iklan Kampanye anti HIV - TV
- Fire Power - zat aditif untuk kendaraan (perusahaan Australia) - non TV
Lain-lain
Selain petinju, Chris John adalah seorang atlet wushu yang
berprestasi, di antaranya merebut medali emas kelas 52 kg SEA Games
di Jakarta 1997, serta medali perunggu kelas yang sama pada SEA Games di
Kualalumpur 2001.
- Sebagai motivator untuk para karyawan dan agen asuransi Prudential
- Bekerjasama dengan designer Samuel Wattimena yang senantiasa menyediakan pakaian sehari-hari untuk Chris John.
- Bekerjasama dengan pakar motivasi Andrie Wongso
- Sebagai pembicara di beberapa seminar maupun talkshow di televisi dan radio
Kutipan
- "Orang hanya mengenal saya seperti sekarang ini; sukses, terkenal, dan memiliki banyak uang. Tapi kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana saya berjuang, sejak kecil digembleng ayah saya berlatih tinju dan saya hampir tidak mempunyai waktu bermain seperti anak sebaya saya."
- "Saat debut tinju dalam kejuaraan tinju amatir di Banjarnegara, saya begitu grogi, sehingga saat memukul, saya memejamkan mata sambil memukul, dan rupanya banyak yang kena, sehingga saya dinyatakan menang angka."
- "Biarlah orang lain menganggap gelar juara saya sekedar juara di atas kertas (paper champion) dll, tapi saya akan buktikan bahwa saya bukan seorang paper champion."
Lebih ditata bos, ben rapi sedep dipandang..
BalasHapusImage nya juga ada yang ga tampil